Rabu, 22 September 2010

Mengetahui Potensi Manusia

Manusia adalah makhluk Tuhan yang sangat luar biasa sempurna, manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya yang diberi amanah mengelola bumi beserta segala isinya, manusia juga diberi Tuhan akal dan hawa nafsu yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain dan ketika manusia mampu mempergunakan akal dan mengendalikan hawa nafsunya supaya tidak mengalahkan si akal, maka manusia tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang pandai karena tidak diperbudak oleh hawa nafsunya.
Manusia memiliki potensi yang luara biasa yang Tuhan telah diberikan kepada manusia yang berupa Kebutuhan Fisik dan Naluri. Kebutuhan fisik merupakan sebuah potensi apabila tidak dipenuhi bisa mengakibatkan kerusakan fisik bahkan sampai berakibat kematian pada pemiliknya, contoh kebutuhan fisik adalah kebutuhan akan makan dan minum, buang air besar, dan tidur, ketika kebutuhan fisik tersebut tidak dipenusi maka akan bisa mengakibatkan kerusakan pada tubuh, berbeda dengan naluri, naluri tidak mengaharuskan pemiliknya untuk memenuhinya karena tidak sampai menagkibatkan kerusakan fisik apalagi kematian, namun hanya merasakan kegelisahan jika tidak dipenuhi.
Manusia memiliki tiga naluri pemberian dari Tuhan, yang pertama adalah naluri Ke Tuhanan, manusia cenderung menyadari bahwa mausia itu lemah dan membutuhkan sesuatu yang harus disembah atau di takdiskan, masih ingatkah kita pada pelajaran sejarah SMP yang mengisahkan di tanah jawa sebelum Agama datang, para penduduk jawa mempraktekkan Animisme yaitu menganggab bahwa benda-benda seperti pohon, batu, tongkat, keris, dsb itu memiliki kekuatan terus di kramatkan, diberi sesaji dan cenderung di sembah-sembah, menganggap bahwa aktivitas tersebut dapat mengkabulkan semua yang diinginkan karena pemberian dari benda-benda keramat tersebut. Mereka juga menganggap bahwa arwah nenek moyang yang sudah mati itu masih tetap hidup (dinamisme) dan dapat memberi perubahan kepada mereka ketika jasatnya di keramatkan dan minta-minta.
Kedua adalah potensi manusia yang berua naluri mempertahankan diri, sebagai contoh adalah manusia menikah untuk mendapatkan keturunan supaya generasinya tetap berlanjut, manusia bekerja untuk menyambung hidup, contoh lagi adalah ketika kita dipukul orang pasti ada rasa ingin melindungi diri dengan cara menghindar, menangkis atau ingin membalas memukul.
Ketiga adalah naluri kasih sayang, baik terhadap lawan jenis, teman, kerabat, maupun sanak saudara. Rasa sayang adalah naluri yang pasti dumiliki oleh setiap orang. Ketiga naluri tersebut rangsangannya berasal dari luar, contoh ketika kita tertarik terhadap lawan jenis, pasti kita telah dirangsang karena telah melihat, memikirkan dan sejenisnya terhadap orang tersebut, oleh karena itu segala ketertarikan kita yang berupa naluri itu di sebabkan oleh faktor-faktor dari luar, berbeda dengan kebutuhan fisik yang rangasanannya berasal dari dalam tubuh.
Setelah kita mengetahui potensi yang Tuhan telah berikan kepada kita, selanjutnya yang paling banyak berperan adalah akal kita, pada saat manusia beranjak dewasa yang ditandai dengan kesempurnaan akalnya, sejak itu ia mulai berfikir tenteng ‘keberadaan’-nya di dunia ini, ia mulai berfikir terhadab beberapa pertanyaan mendasar yang sangat perlu bahkan harus ia jawab. Jawaban tersebut akan menjadi landasan kehidupan pada masa-masa selanjutnya. Selama masalah ini belum terjawab, selama itu pula manusia seolah ‘tersesat’ tanpa tujuan jelas dan tidak akan berjalan di dunia ini dengan tenang. Karena sifatanya yang demikian beberapa pertanyaan mendasar dan pokok ini sering disebut sebagai Simpul Besar Pertanyaan.
Pertanyan mendasar tersebut berupa :
 Dari manakah manusia dan kehidupan ini ?
 Untuk apa manusia dsan kehidupan ini ada ?
 Akan kemana manusia dan kehidupan setelah ini ?
Jika pertanayan ini etrjawab maka seseorang akan memiliki landasan kehidupan sekaligus tuntunan dsan tujuan kehidupannya, terlepas dari jwaban benar atau salah. Selanjutnya ia berjalan di dunia ini dengan ‘landasan’ tersebut, seseorang akan beraktivitas dengan landasan itu bahkan berkeinginan untuk mengajak orang agar mengikuti landasan tersebut.
Sebagai generasi muda, marilah senantiasa kita berfikir dengan jernih untuk memanfaatkan potensi yang telah Tuhan berikan kepada kita sebagaimana posisi manusia di dunia sebagaimana pertanyaan mendasar tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Open Panel

Terima kasih Atas Kunjungan Anda Semoga Bermanfat