Kamis, 18 November 2010

Ibadah yang Bermakna

Beribadah merupakan tujuan aktivitas umat Islam di dunia ini, tentu terlalu sempit kalau kita mengatakan bahwa aktivitas ibadah hanyalah sekedar aktivitas kita di dalam masjid saja, seandainya aktivitas ibadah itu hanya sekedar di dalam masjid saja, bisa dibayangkan tentu aktivitas ibadah kita sangat terbatas sekali, padahal Allah telah menciptakan kita umat manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Maka dari itu ibadah itu memang tidak hanya sekedar mengatur hubungan kita dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan kita dengan sesama makhluk-Nya, yang tentu saja hubungan kita dengan sesama makhluk Allah lah yang paling mendominasi aktivitas hidup kita.
Dalam melaksanakan suatu ibadah tentunya kita harus berhati-hati terhadap ibdah yang temporal, karena bisa jadi perbuatan tersebut merupakan tanda-tanda keikhlasan kita yang belum sempurna. Karena aktivitas ibadah yang dilakukan secara temporal tiada lain, ukurannya sekedar tujuan duniawi. kita hanya akan melakukan kalau sedang butuh, sedang dilanda musibah, atau sedang disempitkan oleh ujian dan kesusahan, meningkatlah amal ibadahnya. Tidak demikian halnya ketika pertolongan Allah datang, kemudahan menghampiri, kesenangan berdatangan, justru kemampuannya bersenang-senangnya bersama Allah malah menghilang.
Ada kalanya, ketika menjelang pernikahan tiba-tiba saja ibadahnya jadi meningkat, shalat wajib tepat waktu, tahajud nampak khusu’, tapi anehnya ketika sudah menikah, jangankan tahajud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan yang memalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan perintah-Nya. Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam ber-taqarrub kepada Allah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.
Ketika berwudhu, misalnya, ternyata disamping ada seorang ulama yang cukup terkenal dan disegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Lain lagi ketika tidak ada siapa pun yang melihat, wudhu kitapun kembali dilakukan dengan seadanya dan lebih dipercepat.
Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak ada orang yang memperhatikannya adalah sama saja. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan disegani.
Sungguh suatu keberuntungan yang sangat besar bagi kita yang senantiasa ikhlas.Betapa tidak? Kita yang senantiasa ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, karena segala aktivitas yang kita lakukan senantiasa kita persembahkan kepada Allah SWT dan tentu saja kita akan senantiasa mempersembahkan suatu aktivitas yang yang bermakna dan menganggap aktivitas ini adalah aktivitas yang terbaik yang dipersembahkan kepada Allah.
Contoh :Ketika kita menjadi mahasiswa, tentu saja kita akan mempersembahkan Aktivitas ibadah kita di kampus sebagai aktivitas yang terbaik, sebagai seorang Guru, kita persembahkan aktivitas ibadah kita di lingkungan sekolah sebagai aktivitas ibadah yang terbaik, sebagai pedagang, kita persembahkan bagaimana berdagang yang Islami yang pernah di contohkan Rasullullah SAW, apalagi kita sebagai aktivis dakwah, tentu saja harus senantiasa mempersembahkan aktivitas dakwah kita yang terbaik di hadapan Allah SWT, Insya Allah tidak akan terasa berat ketika kita senantiasa Ikhlas di saat kita beribadah kepada Allah SWT dan senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan tanpa ada tujuan lain selain karena Ridho Allah SWT.

Sungguh apapun amal yang dilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan tetap bernilai, dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal. Subhanallah. Wallahu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar

Open Panel

Terima kasih Atas Kunjungan Anda Semoga Bermanfat